Perjodohan…dan bagaimana mereka memaknainya.. (Part 1


perhatiannn ini adalah postingan berserii,,,,kalau baca yang ini baca tulisan berikutnya juga ya..supaya lebih mengerti apa yang saya maksud..thank you.. 🙂

Desa tercinta,,, Kototuo, 2 Februari 2011 14:31

Pernah dengar kisah tentang Siti Nurbaya,, kisah perjodohan gadis minang,, kisah ini dikenal dan melegenda sepanjang masa,, dan ketika menyebut kata “Padang” atau “Minang” maka orang akan langsung mengingat kata Siti Nurbaya.

Perjodohan.., perjodohan mungkin identik dengan budaya minang, paling tidak bagi kampung kami,, hampir 90% warga kampung ini menikah dengan di jodohkan,, dan semua orang menjalaninya,, iklas atau tidak iklas, rela atau tidak rela…

Pasti pada bilang.. “hari gini di jodohin please dech 2011 gitu loh..” ha…ha…ha saya juga berpikiran yang sama,, gila aja,, 2011, ketika segala sesuatu sudah berjalan dengan teknologi,, masih aja ada orang yang menikah di jodohkan,,tapi itu nyata dan ada,,

Terus ada lagi yang bilang.. “pasti karena mereka orang kampung,, orang udik yang gak kena arus globalisasi,, makanya mau aja di jodohin..” eit lagi..lagi bentar dulu,, itu berlaku buat semua orang gak ngaruh dia mau gede di kampung,,,atau gede di kota,, bahkan ada salah satu anggota keluarga saya yang sekolah dan besar di german,, tapi tetap aja nikahnya di jodohin…

Terus pasti ada lagi yang nanya,, “terus kalau gak mau gimana,, boleh nolak gak,, “ he…he..he bagian ini tergantung dari pola pikir, dari keluarga,, dan seperti nya jarang ada yang nolak,, karena doktrin yang selalu tertanam “ kalau keluarga besar adalah segalanya,, terutama ibu,,ketika seorang ibu mengatakan itu baik,, maka kita harus percaya itu adalah baik,,”

Mau tahu bagaimana kisah sebuah perjodohan itu di jalankan,, baiklah saya akan menceritakan kisah ini,,kisah nyata yang terjadi di keluarga besar kami,, dan saya amat sangat amaze,, kagum ,, dan tidak mengerti bagaimana pola pikir,, dan mungkin bagaimana mereka memahami konsep pernikahan..

Sebut saja namanya Buyung

Besar dan tumbuh di desa punya pekerjaan yang baik, kehidupan yang baik, tetapi sampai dengan umurnya yang sudah 29 tahun masih belum menikah,, secara fisik dia manis, banyak teman,

Upik.

umur 27 tahun, besar dan tumbuh di kota, wanita karir, cantik,pintar, dan memiliki pengetahuan yang luas, juga punya banyak teman,,

Dan mungkin ini yang di sebut rencana ALLAH, segala sesuatu adalah misteri, di suatu hari, ketika Ibu Buyung, bertemu dengan salah satu keluarga Upik, di mulai dari iseng-iseng bertanya kabar anak masing-masing,, dan tiba-tiba keluar statement,, “Si Upik Umurnya berapa ya, blum di cariin jodoh , kalau belum, ama anak gw aja,, si Buyung juga belum” yup hanya kalimat sederhana seperti itu,,tapi akan berakhir serius,,

Dan kemudian bagaimana kisah mereka selanjutnya,,bagaimana perjodohan mereka di lalui…dan bagaiman mereka memaknai perjodohannn , bagaimana si upik,, menerima kenyataan bahwa dia harus menerima perjodohan  dengan orang yang berdagang bukan dengan kantoran,,

baca edisi berikutnya ya teman,,soalnya panjang banget kalau saya bikin dalam satu postingan,,,jadi mau gak mau di pecah. 😀

31 thoughts on “Perjodohan…dan bagaimana mereka memaknainya.. (Part 1

  1. kalo sekedar dikenalkan, dipertemukan, sih menurut gua bagus ya. gak ada salahnya.
    tapi masalah ntar nya bisa beneran ‘jadi’ atau gak ya tergantung kecocokan mereka sendiri.

    kalo perjodohan yang maksa, kayak siti nurbaya itu yang gua gak setuju. kalo orang gak cinta masa dipaksa nikah sih.. itu kan hak asasi manusia ya… 😀

  2. upik langsung menerima?

    hemm…

    perjodohan memang tidak salah,jika kedua belah pihak cocok dan saling suka bisa lanjut ke jenjang selanjutnya

    tapi jika salah satu tak tertarik tidak bole memaksa juga,karna cinta urusannya hati,

    yang terpenting adalah minta petunjuk dari sang pemilik cinta itu sendiri,karna Dialah yang berhak menilai 🙂

    psss.tt..put,upik neeh dirimu bukan ?
    he he **dipentung putri,…

  3. kalau perjodohan yang dilakukan oran gtua sekedar sebagai pembuka jalan, menurut saya ( untuk saya ) tidak masalah, tapi kalau sampai ada pemaksaan, seolah pilihan kita adalah yang terbaik di mata Allah, sepertinya ini perlu diluruskan.

    Dan memang, restu orang tua dalam hal perjodohan, tidak bisa diabaikan. Jadi, karena dalam hal perjodohan orang tua ikut berperan, itu berarti restu telah mereka berikan, dan insya Allah, mudah-mudahan ini menjadi satu modal untuk menuju tahap pernikahan.

  4. tidak ada yang salah dengan perjodohan.
    dan, ortu selalu menginginkan yang terbaik utk anak2nya ,
    tidak ada ortu yang ingin membuat anaknya menderita.
    terlebih dlm masalah perjodohan ini, pasti karena ortu tau benar bibit, bebet, dan bobot sang calon menantu, maka mereka bersedia menjodohkan anaknya.
    Lagi pula perkawinan yg disertai restu kedua ortu, insyaallah akan lebih berkah.
    walaupun, utk menjadikannya sebuah perkawinan, tetap menjadi pilihan si anak sendiri.
    ortu hanya memberi jalan saja.
    salam

  5. Oke, saya tunggu kisah lanjutannya. 😳

    *Biasanya orang yang mentingin karir dan mengesampingkan nikah, nikahnya malah kedodoran, alias nikah tua*

  6. gak bisa dipungkiri memang, masih ada kok yang pake acara perjodohan2 gitu. bahkan ada juga malah yg minta dijodohin, karena biasanya terlalu sibuk dengan karir dan sebagainya jadi lupa nyari pasangan hidup hehe..

    gak masalah sih, kenalan aja dulu ya.. kalo gak sreg ya kita lihat aja nanti 😆

    trus trus lanjutnya gimana? berasa cerpen bersambung nih haha

  7. btw, saya ini yg termasuk asyik sendiri hehehe.. bagi saya kemantapan mental itu penting, jangan menikah karena temen2nya dah pada nikah dan punya anak.. atau hanya ngejar umur, toh pada akhirnya akan menemukan keyakinan itu dengan sendirinya dan berkata pada diri sendiri : saya pengen nikah. gitu 🙂

    *pengalaman pribadi :mrgreen:

    • bener banget ne..
      tos..tos..tos…. (^_^)
      aku juga nanti aku bikin postingan khusus ini…

      umur-umur kita tuch pas di bagian..
      life quarter crisis ya..
      dan banyak yang akhirnya memilih..
      ya udah nikah aja… daripada gak nikah sama sekali

  8. Masih musim juga sebenarnya perjodohan jaman sekarang. Malah mungkin lebih intens ya, soalnya fenomena pria dan wanita karir yg agak lupa bergaul semakin banyak, jadi biasanya ya mereka lebih suka dijodohkan. ^_^

  9. Saya setuju dengan pendapat Abi dan beberapa komentator sebelumnya …
    menurut saya …membantu disambung-sambungin … atau dalam bahasa kamu di jodohkan …
    menurut saya ok-ok aja … asalkan jangan di paksa …

    Kalau tidak jodoh … ya cari jodoh yang lain …

    salam saya
    menunggu kisah berikutnya
    apakah yang akan terjadi antara si upiak dan si buyuang

  10. Ah, lagi seru-srunya dipotong, gak asik nih yang cerita.. 😛

    iya ya, adat minat emang kuat banget, apalagi kalo dah berkaitan dengan perintah ibu, yah.. mudah2an dengan perjodohan itu, gak ada penyesalan deh..

    kalo gw pribadi mah, beneran gak mau banget dijodohkan..!! makanya nekat bertahan pacaran 7thn, sampe dibolehin nikah, hehhee…

    ditunggu lanjutannya, jangan kelamaan ah.. 😛

  11. hare gene masih ada yang di jodoh2kan..
    jawabnya banyak put,mis lingkungan sekitar..
    Tapi kalo dijidohkan sama2 suka ga masalah kan

    Ahh pembaca kecoa nih ..
    lagi seru2 nya di potong..
    ga sabar menanti kisah si upiak dan si buyuang * ngikut si Om NH*

  12. Perjodohan sudah kadung dianggap kolot, padahal tidak juga kok. Kan prosesnya beda dengan nikah paksa atau nikah di bawah ancaman. Dijodohkan maksudnya kan dicarikan yang sekiranya terbaik. Masalah keputusan tetap ada di tangan yang menjalani..

Leave a reply to usagi Cancel reply