Hal Hal Kecil dari Film Negeri 5 Menara #Eps 21


Bekesong City,,, 12 Maret 2012,,

Seperti janji saya sebelumnya hal pertama yang akan saya lakukan di hari pertama tiba di bekesong adalah menonton film  Negeri 5 Menara.,

Negeri 5 Menara , Film Indonesia yang di angkat dari novel A.Fuadi,, walaupun saya bukan fans berat A Fuadi ,seperti saya ngefans sama Tere Liye,,tapi karya-karya nya selalu saya tunggu.. yup saya selalu menyukai cerita tentang bagaimana kita sebagai manusia berjuang meraih mimpi,bukan hanya bermimpi tapi juga berusaha untuk meraih mimpi itu,

Berlari melebihi kapasitas,,berlari lebih cepat daripada orang lain,, guna mencapai garis finish,,

Ketika sebuah novel diangkat menjadi film, maka pro kontra akan timbul,, karena kita akan sibuk membanding-bandingkan antara isi novel dan film, mencari kelemahan dari film tersebut, mencari bagian yang tidak sesuai,

Padahal mah ya kalau kita mau jujur,,jelas aja Novel sama Film itu berbeda karena media yang digunakan untuk bercerita itu juga berbeda

Novel disajikan melalui media tulis menulis, setiap kata yang ditorehkan akan membuat pembaca berimajinasi dan membayangkan bagaimana alur dari setiap cerita , dan pasti nya imajinasi seseorang akan berbeda, karena semua punya gambaran tersendiri bagaimana tokoh dan alur cerita itu di sajikan..

Film di sajikan melalui media gambar, media gerak, dan kita penonton, tidak bisa berimajinasi ingin seperti apa pemain , alur dan cerita yang di sajikan, kita sebagai penonton harus mengikuti gambaran visual yang di sajikan oleh sang sutradara..

Jadi saya rasa amat sangat tidak fair ketika kita membandingkan sebuah novel yang di sajikan di film, kemudian sibuk mengkritisi dan memberi nilai untuk film tersebut,,

Dulu saya juga suka membandingkan antara sebuah novel dan film , mencari bagian yang tidak sesuai , dan sotoy mengkritisi film tersebut, kemudian ketika film Hafalan Shalat Delisa ditayangkan , sebuah novel yang juga diangkat menjadi film,  film ini juga sibuk dikritisi, dinilai tidak sesuai dengan novelnya,,dan sang penulis Bang Tere curhat di page bercerita tentang kegundahan nya, bagaimana orang sibuk menbandingkan, mengkritisi dan protes sana sini , disalah satu tulisannya si Abang  bilang gini ..

“Butuh waktu bertahun-tahun untuk membuat sebuah film yang bagus, dan hanya butuh 1 jam bagi para kritikus film untuk menilai apakah sebuah film itu baik atau buruk , mencari bagian yang tidak sesuai , andai saja para kritikus itu tahu bagaimana kedahsyatan sebuah review film yang dibuat bisa membuat orang enggan menonton film yang mereka tulis,, “

Jadi teman yuk mari kita cintai Film Indonesia dan berhenti membanding-bandingkan sebuah novel dan film ,, Film-film itu dibuat dengan tujuan baik,, agar kita bangga dengan karya Anak Negeri,,

Coba kita bayangkan, jika para sineas muda kita berhenti membuat film berkualitas, film yang mengajak kita bermimpi, film-film yang bercerita tentang bagaimana indahnya negeri Indonesia..maka bioskop-bioskop kita hanya akan diisi dengan Film Holywood ataupun film-film horror yang gak jauh dari Pamer Paha, Dada, Ciuman dan Hantu gak jelas.

Continue reading