Mudik….Silaturahmi,Rutinitas atau Ajang Pamer?????


my office, 7 September 2010

ingat lagu ini “lebaran sebentar lagi…baju baru belum dibeli”

yup lebaran tinggal 2 hari lagi, dan jakarta pun sudah mulai sepi, kemacetan secara perlahan berkurang, arus ke jakarta sepi dan yang ramai adalah arus ke cikampek, ke pantura, ke merak…

terminal,stasiun kereta,bandara,pelabuhan semuanya di penuhi oleh orang-orang yang ingin mudik ke kampung halaman,saya pernah membaca di salah satu majalah kalau mudik adalah tradisi khas dari Indonesia, hanya di Indonesia pada saat mudik semua orang ramai untuk pulang kampung, berlebaran di kampung halaman, istirahat sejenak dari rutinitas jakarta yang selalu membuat emosi jiwa, melupakan tugas kantor yang hobi banget kejar-kejaran sama deadline, mudik bagi saya hakikatnya adalah menyepi,istirahat untuk sejenak dan melupakan semua rutinitas di jakarta tercinta.

diantara semua etnis yang ada di Indonesia,saya paling salut sama orang jawa, karena kebanyakan orang jawa selalu mudik pada saat hari raya, mereka melakukan segala cara supaya bisa pulang ke kampung halaman,kaya miskin,semuanya berbondong-bondong untuk pulang kampung si kaya bisa naik mobil pribadi,bis excekutif,kereta excekutif bahkan pesawat, lantas bagaimana dengan si miskin apakah mereka tidak kebagian acara mudik? yup mereka melakukan segala cara untuk mudik, naik motor, naik bis ekonomi,desak-desakan kaya ikan pepes di kereta, segala cara akan mereka lakukan agar bisa berhari raya di kampung halaman,segala kelelahan dan perjuangan akan berakhir begitu mereka menghirup indahnya udara desa.

namun terkadang dibalik semua keindahan dan suka cita mudik ,melihat realitas dan kehidupan anak muda zaman sekarang saya kembali berpikir tentang hakikat mudik di hari raya, Mudik,Silaturahmi, Rutinitas, atau Ajang Pamer semata???

mudik ke kampung halaman bagi anak muda seperti saya,atau mereka yang lahir dan besar di jakarta, lebih merupakan rutinitas semata, terpaksa ikut mudik hanya karena orang tua dan keluarga besar juga mudik, terkadang saya lebih menyukai berlebaran di betawi dari pada di padang, karena kalau di betawi,saya bisa berlebaran dengan tetangga-tetangga saya,dengan mereka yang selama ini turut andil dalam kehidupan saya, beda hal nya dengan berlebaran dikampung halaman banyak orang-orang yang tidak saya kenal, aktivitas berlebaran yang beda dengan di jakarta, berlebaran di kampung halaman,silaturahmi ke rumah keluarga besar mama dan papa dengan pertanyaan yang standar dan jawaban yang selalu berulang..ulang

dengan situasi seperti ini

sampai di rumah keluarga besar papa, cium tangan, ci pika, ci piki dan muncullah dialog seperti ini

tuan rumah : aduh si nonon sudah besar sekarang, sudah kerja belum

saya             : sudah tante,sudah kerja, di jakarta

tuan rumah : oh ya, kerja dimana,enak gak kerjaan

saya             : Alhamdulillah , di perusahaan software, lumayan tante,

tuan rumah mulai bertanya tentang detail pekerjaan saya dan biasanya mereka gak ngerti sama pekerjaaan saya, maka keluarlah pertanyaan pamungkas dan amat sangat menyebalkan .

tuan rumah : Oh y, nonon umurnya sekarang sudah berapa,

saya             : sudah masuk 24 tante

tuan rumah : ya ampun sudah berumur juga ya, sudah punya pasangan atau calon belum?

saya             : belum tante, masih pengen fokus sama kerjaan dulu,

tuan rumah : aduh ,,jangan terlalu sibuk sama pekerjaan, masa depan harus di pikirin dulu tante waktu seumur kamu, anaknya udah 3, liat tuch anak-anak seumuran kamu di kampung ini , mereka rata-rata anaknya udah tk, gak baik terlalu pemilih

dan omongan si tante akan disambut hangat oleh tamu-tamu yang lain, yang ikut-ikutan ceramah tentang jodoh dan menikah, kadang saya berpikir apakah menikah adalah hal yang terpenting dan mencerminkan kesuksesan seseorang, kenapa mereka tidak lebih tertarik dengan pekerjaan,pendidikan ataupun mimpi-mimpi saya di masa depan

dialog seperti diatas akan terus menerus berulang dari satu rumah,ke rumah yang lain macam kaset kusut,kadang ditambah dengan pertanyaan lain yang menurut saya membosankan,

satu lagi hal yang tidak saya suka dari mudik ke kampung halaman di hari raya adalah mudik terkadang menjadi ajang pamer, kita gak bisa mungkir tapi memang kenyataan nya adalah seperti itu, banyak hal yang di pamerkan pada saat mudik oleh orang ke kampung halaman dan kadang apa yang mereka pamerkan itu bukan lah apa yang benar-benar mereka miliki, ajang pamer yang sering terjadi adalah :

  1. pamer mobil baru lengkap dengan aksesorisnya kalau mobil yang di miliki adalah mobil pribadi mungkin masih bisa di maklumi,tapi terkadang banyak orang yang pulang kampung dan pamer mobil keren, mobil tersebut hanyalah mobil yang disewa di jakarta
  2. pamer emas segambreng, kadang saya tertawa kalau liat orang-orang dari jakarta pulang ke kampung, solat ied yang harusnya jadi ajang untuk berkumpul dan silaturahmi malah jadi ajang pamer, para ibu-ibu sengaja buka mukena lebih awal, kemudian berlomba-lomba memamerkan emas yang mereka miliki,mulai dari gelang, cincin,kalung, lebih mirip toko mas berjalan, kadang saya berpikir apakah emas yang mereka miliki adalah emas asli atau emas imitasi yang bisa dibeli di pasar cikini
  3. pamer baju-baju bagus, pamer handphone dengan teknologi tinggi, di warung-warung kopi, pada saat acara silaturahmi , semua orang berlomba-lomba memamerkan hape baru yang mereka miliki, sengaja sibuk sms, sibuk telepon hanya supaya orang-orang tahu mereka punya hape baru
  4. pamer bahasa, bagian ini adalah bagian yang paling lucu menurut saya, mereka yang baru setahun tinggal di jakarta,sok-sokan ngomong pake bahasa betawi, gue,elo, aku , pakai bahasa indonesia tapi tetap medok padang, padahal saya yang besar di betawi,tetap pake bahasa padang kalau sedang berada di padang.

rutinitas dan pamer adalah sisi negatif dari mudik, kadang pada saat mudik,banyak yang rela menghamburkan uang mereka menghabiskan THR yang dimiliki,pakai kartu kredit,dan pada saat kembali kejakarta, lagi-lagi harus mulai dari nol, mulai kembali kerutinitas dan gak bisa nabung apapun dari sisa THR,bahkan terpaksa harus pinjam uang untuk menyambung hidup sampai datangnya masa gajian.

saya lebih suka pulang kampung di luar hari lebaran biasanya pada akhir desember,karena harga tiket yang lebih murah, dan suasana kampung yang lebih sepi, saya hanya perlu menghadapi pertanyaan basa-basi para ibu, dan gak ketemu sama ajang pamer orang-orang yang pulang kampung.

selamat mudik ya buat teman-teman yang mau mudik, hati-hati dijalan, dan kalau boleh saya kasih saran

mari kita kembali ke hakikat mudik yang seutuhnya silaturahmi dan menyepi dari rutinitas jakarta,jangan jadikan mudik sebagai ajang pamer ataupun rutinitas, jangan pikirkan tentang prestise,atau gengsi serta standar sukses kita,

tapi pikirkan lah tentang warga di kampung kita yang hidup sederhana, pikirkanlah tentang perasaan mereka, pernahkan terlintas di pikiran kita, bagaimana perasaan mereka pada saat kita sibuk pamer harta mereka,pamer kerjaan ,pamer mobil,pamer emas,pamer gadget terbaru, sesuatu yang mungkin tidak mereka miliki, belajarlah berempati kawan.. 🙂

tulisan ini saya sertakan di lomba menulis tentang mudik yang diadakan oleh komunits bloggor MUDIK KE BLOGOR

27 thoughts on “Mudik….Silaturahmi,Rutinitas atau Ajang Pamer?????

  1. hahaha norak tuh kalo yang pake pamer bahasa segala ya… 😛
    walaupun gua setelah pindah ke jkt emang mau gak mau harus ikutan berbahasa ala jakarta, tapi kalo pulang sby ataupun ketemu orang yang bisa bahasa jawa pasti gua balik ngomong ala surabayaan, gak mungkin pake ber gua elu ala jakartaan…. 😛

    • ha….ha…ha..ha
      bener banget…
      repot ya..baru di jakrta sebentar ngomngnya gw,elo,,
      padahal mah medok padangnya masih berasa…
      kata nenek saya…
      “kemanapun kita pergi, jangan pernah lupa sama asal usul kita, bahasa kita itu kekayaan budaya,jangan sok-sokan ngomng pake bahasa betawi, gunakanlah bahasa ibumu”
      😀

  2. wah dari dulu sampai sekarang saya sukses berbahasa medok Jawa… jadinya gak perlu kuatir mau pindah ke mana aja^^. soal percakapanmu itu juga berlaku ke aku…males aja ngeles sana-sini… biar gak terjebak dalam nasehat yang selalu diulang… 😉

    • ha…ha…ha…ha. betul..betul..betul…
      aku juga setuju banget sama nasehat nenek ku…

      iya..jdinya mudik adalah ajang pamer,..
      makanya aku gak suka pulang pas lebaran..
      pas natal aja pulanngnya lebih sepi… 🙂

  3. Saya tersenyum membaca postingan kamu ini …
    dan ini bener banget …
    bagi sementara orang …
    Mudik itu = pamer …
    mobil baru … semua baru
    gelang keroncongan baru
    dan sebagainya

    Semoga saja kita semua tidak termasuk orang yang Riya’ dan Pamer

    Salam saya Put Moon …

      • ha….ha…ha…ha
        ayo dong ikutan nyiak..(^_^)
        kali aja menang..
        bener banget..
        kadang ada sebagian orang yang menjadikan mudik itu sebagai standar kesuksesan …(^_^)
        semoga kita tidak termasuk orang-orang yang riya dan pamer…

  4. hehehe…ceritanya lucu mba…

    kalo saya justru mudik ke Jakarta, bekerja di Kalimantan…jadi bisa menikmati sepinya Jakarta..hehehe…

    semoga niat silaturrahmi tidak terkotori dengan niat pamer…hehehe

    • he….he….he.. makasih.. 🙂

      iya..menikmati sepinya jakarta..
      kapan lagi..bisa menempuh perjalanan jakarta-bekasi 30 menit.
      naik taksi murah.. 🙂

      yup…mari kita kembali ke hakikat silaturahmi yang seutuhnya..

  5. Hai Usagi..
    Selamat Hari Raya
    Minal aidin wal faizin
    Maafi Indah jika berlaku silap dan salah selama berkomentar di blog Usagi.
    Maaf zahir dan bathin.

    Salam indahnya syawal dari Indahkasihku buat Usagi dan keluarga. 😀

  6. klo Kutu mudik niatnya apa yaa …

    karena udah sekitar 2 tahun gak pulang ke kampung bapak, jadinya kangen deh pengen ketemu kakek nenek di sana (mudah2an gak pamer deh di sana) hehehe,

  7. Pingback: Indahnya Lebaran, Indahnya Silaturahmi (^_^) « Mylitleusagi's Blog

  8. Seperti yang saya tulis pada artikel Tips Mudik Lebaran, pulang kampung harus diniatkan untuk ibadah khususnya dalam rangka birrul walidayni atau berbakti kepada orangtua.

    Silaturahmi sungguh sangat penting agar kita tak ” kepaten obor” atau kehilangan sanak-famili.
    salam sayank selalu dari Surabaya

  9. Pingback: Indahnya Lebaran, Indahnya Silaturahmi (^_^) « Forum OJT/Magang PT ARUN LNG

Leave a comment